Karya Tulis Ilmiah



PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KONSUMSI LEMAK DAN SERAT SERTA PERUBAHAN PROFIL LIPID SEBELUM DAN SESUDAH KONSELING PADA PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA RAWAT JALAN DI RSUD NGUDI WALUYO WLINGI

Prodi : POLTEKKES KEMENKES MALANG PRODI DIV GIZI
Pengarang : LAURA VICKA SILVIANA NALURENSA
Dosen Pembimbing : bimbingan Ir. AAG Anom Aswin MPS, dan Hasan Aroni, SKM, MPH
Klasifikasi/Subjek : , Hiperkolesterolemia, Konseling Gizi, Pengetahuan, Tingkat Konsumsi, Profil Lipid
Penerbitan : , Malang: 2013.
Bahasa : Indonesia
PENYIMPANAN
Lokasi : PUSAT-33-A-
Jumlah : 0

Abstraksi

ABSTRAKSI LAURA VICKA SILVIANA NALURENSA (2013). Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Tingkat Konsumsi Lemak dan Serat serta Perubahan Profil Lipid Sebelum dan Sesudah Konseling Gizi Penderita Hiperkolesterolemia di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. (Dibawah bimbingan Ir. AAG Anom Aswin MPS, dan Hasan Aroni, SKM, MPH) Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar koleterol total dan LDL, serta penuruan HDL yang dapat menimbulkan resiko penyakit jantung, stroke dan pembuluh darah diantaranya. Salah satu upaya bersifat individu yang bisa diambil sebagai upaya penanganan penyakit degeneratif ini adalah dengan merubah perilaku makan yaitu melalui konseling gizi. Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan, tingkat konsumsi lemak dan serat, serta perubahan profil lipid sebelum dan sesudah konseling pada penderita hiperkoletserolemia rawat jalan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment dengan rancangan pre dan post-test control group design, penelitian dilakukan pada bulan April 2013 di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi bagian poli gizi. Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah hiperkolesterolemia yang rutin berkunjung ke poli gizi dengan rentang usia antara 40 – 65 tahun. Data yang diperlukan adalah data gambaran umum responden, data tingat pengetahuan, data tingkat konsumsi karbohidrat lemak jenuh, tak jenuh, dan serat, serta data profil lipid sebelum dan setelah konseling gizi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, pencatatan, pengukuran dan penimbangan makanan. Selanjutnya data yang diperoleh diolah, ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kemudian dibandingkan dengan kepustakaan yang ada. Hiperkolesterolemia lebih banyak terjadi pada pasiendengan usia >60 tahun, tingkat konsumsi lemak jenuh tergolong diatas kecukupan dan serat tergolong kurang, serta tingkat pengetahuan mengenai penyakit dan diet masih kurang. Sehingga penerapan diet rendah kolesterol kurang berjalan dengan baik. Secara umum dapat disimpulkan bahwa ada beda tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah pemberian konseling gizi (p=0,001). Hasil uji menggunakan paired t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna tingkat konsumsi serat (p=0,407) antara sebelum dan sesudah pemberian konseling gizi. Hasil uji statistik Wilcoxon menunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol total (p=0,623), LDL (p=0,224), dan HDL (p= 0,909) antara sebelum dan sesudah konseling gizi. Berdasarkan kesimpulan tersebuat maka diperoleh saran yaitu diharapkan kepada konselor gizi dalam memberikan konseling teknik dan informasi yang diberikan disesuaikan dengan kesiapan klien, cara membatasi perilaku dan menghambat respon perilaku yang tidak efektif dengan tujuan untuk memotivasi pasien dengan cara memberikan konseling berdasarkan teknik behavioral system model.



Lampiran